Oleh:
Nyai Ii Malihah Hammam, S.H.I *
Peran itu adalah bekerja atau
beraktifas dengan ikhlas sesuai kemampuan, Demikian juga dalam kemerdekaan
bangsa Indonesia, banyak pihak yang telah berperan dalam memperjuangkannya, di
antara yang sangat besar peran dalam kemerdekaan bangsa adalah para ulama.
Kemerdekaan memiliki beberapa makna, di antaranya merdeka dari penjajah baik
secara hukum atau kenyataan (fakta). Dalam hal ini bangsa Indonesia memang
sudah merdeka dari penjajah, namun di sisi lain bangsa kita belum sepenuhnya
merdeka, banyak hal yang belum tercapai sesuai dengan rati kemerdekaan,
misalnya merdeka dari kebodohan dan kemiskinan.
Dalam mewujudkan kemerdekaan
Indonesia, para ulama memiliki peran sangat besar sekali, mereka ikut berperang
dan mendorong masyarakat ikut berjuang merebut kemerdekaan dari tangan
penjajah, para ulama bersatu padu dengan rakyat dan angkatan bersenjata
Indonesia. Di antara ulama yang turut berperan dalam merebut kemerdekaan bangsa
adalah pendiri ormas keagamaan Nahdlatul Ulama (NU), KH. Hasyim Asy’ari. Salah
satu perannya adalah membentuk anak-anak muda untuk mendapat latihan militer
dengan memanggul senjata, mereka dilatih hingga terbentuklah laskar Hizbulloh
untuk para pemuda, saat itu semboyan yang didengungkan oleh laskar Hizbulloh
adalah :
فَإِنَّ حِزْبَ اللّهِ هُمُ الْغَالِبُونَ
Ada juga laskar
Sabilillah, yang turut berjuang melawan penjajah dengan semboyan:
وَمَنْ يُهَاجِرْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ
Atau laskar Mujahidin
yang tak takut mati melawan penjajah, dengan semboyan:
وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا
Para Kiai dan santri di Pondok
Pesantren Babakan Ciwaringin pada masa perjuangan merebut kemerdekaan dari para
penjajah juga ikut berperan aktif, seperti Mbah Kiai Jatira (Pendiri Pesantren
Babakan), Mbah Kiai Madamin (pendiri komplek Babakan Selatan), KH. Amin Sepuh,
KH. Sanusi dan masih banyak lagi para Kiai, Santri dan masyarakat Babakan
Ciwaringin yang berjuang meraih kemerdekaan bangsa.
![]() |
Laskar Hisboellah (Sumber:www.nu.or.id) |
Menurut catatan sejarah, para santri
dan masyarakat Babakan masyarakat Babakan Ciwaringin saling bahu membahu
khususnya di bidang pengadaan logistik dan persenjataan untuk pasukan laskar
Hizbulloh yang bermarkas di sebelah utara alun-alun desa Ciwaringin.
Jumlah masyarakat yang bergabung
dalam laskar Hizbulloh ini mencapai jutaan orang dari seantero Indonesia.
Laskar ini mengambil peran sangat penting dalam merebut kemerdekaan.
Kita - sebagai generasi yang hidup
di masa Indonesia sudah merdeka - tentulah harus mensyukurinya. Tidak mengalami
masa berjuang melawan penjajah. Tentu kita harus menjaga dan mengisinya dengan
hal-hal positif yang berguna untuk kemajuan dan kesejahteraan bangsa.
Khusus kepada para santri dan juga
para pemuda secara umum, hendaklah memanfaatkan masa muda untuk terus
meningkatkan potensi diri. Tentunya para santri hendaknya selalu bersemangat
untuk menuntut ilmu, mengikuti kegiatan mengaji di pesantren, mentaati semua
peraturan pesantren, menjaga nama baik pesantren.
Jadilah pribadi yang membanggakan
dan membawa kemajauan bangsa dan negara semakin baik. Itulah sebagian tanda
kita membalas jasa para pahlawan, jasa para ulama yang telah memperjuangkan
kemerdekaan, sehingga kita sekarang bisa hidup di alam merdeka Indonesia.
*Penulis anggota dewan keluarga Madrasah Al Hikamus
Salafiyah Putri (MHSP), pengasuh asrama putri Assalafiat III.
(Sumber Majalah Salafuna
Edisi 45 September-Desember 2016)
No comments:
Post a Comment