Rahasia Bersuci

 

Salah satu syarat sah sholat adalah suci

 Oleh: KH. Azka Hammam Syaerozie, Lc.*

            Dalam pembahasan tentang Asrar At Thoharoh (rahasia bersuci), Syaikh Jamaluddin Al Qosimi penyusun kitab Mauidzotul Mu’minin, sebuah kitab ringkasan dari Ihya Ulumuddin karya Imam Muhammad Al Ghozali, mengutip beberapa ayat Al Qur’an dan sabda kanjeng Nabi Muhammad Saw, di antaranya adalah :

مَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُم مِّنْ حَرَجٍ وَلَكِن يُرِيدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

“Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur”. (Qs. Al Maidah : 6) 

فِيهِ رِجَالٌ يُحِبُّونَ أَن يَتَطَهَّرُواْ وَاللّهُ يُحِبُّ الْمُطَّهِّرِينَ

“Di dalamnya mesjid itu ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bersih”. (Qs. At taubah : 108).

Kemudian sabda Rasulullah Saw :

مفتاح الصلاة الطهور وتحريمها التكبير وتحليلها التسليم

“Kunci sholat adalah bersuci, keharaman melakukan larangan dalam sholat adalah saat takbirotul ihrom, kehalalan melakukan hal yang dilarang dalam sholat adalah ketika bersalam” (HR. Abu Daud)

Sabda Rasulullah Saw :

الطهور نصف الإيمان

“Bersuci sebagian dari Iman”. (HR. Thobroni)

            Dari apa yang dikutip tadi, Syaikh Jamaluddin Al Qosimi menggaris bawahi bahwa yang dimaksud dengan bersuci bukan hanya sebatas bersuci secara lahir, seperti mandi dan wudhu, akan tetapi juga bersuci secara bathin dengan terus menjaga hati kita agar tidak terkontaminasi oleh penyakit-penyakit hati, seperti hasud, iri dan dengki. Syaikh Jamaluddin Al Qosimi memetakan tingkatan bersuci ke dalam 4 (empat) level sbb : 1- membersihkan anggota tubuh dari hadats, najis dan kotoran, 2- membersihkan anggota tubuh dari perbuatan maksiat, 3- membersihkan hati kita dari penyakit-penyakit hati, 4- membersihkan jiwa kita dari selain Alah Swt, artinya kita hanya fokus kepada Allah Swt, ini adalah tingkatan tertinggi, hanya bisa dicapai oleh para Nabi dan kalangan yang memiliki iman yang kuat. 

 

Suci secara batin menjaga hati dari beragam penyakit hati

            Seseorang tidak akan bisa mencapai level bersuci yang paling tinggi, kecuali ia telah berhasil melewati tingkatan sebelumnya. Satu sama lain saling terkait, sehingga ia menyerupai anak tangga yang harus dilewati satu persatu. Namun, ada beberapa kalangan yang mata hatinya masih tertutup, mereka tidak memahami bersuci kecuali pada tingkatan yang pertama (awal), yaitu bersuci secara fisik dari hadast, najis dan kotoran. Sebenarnya tingkatan ini sebagaimana kulit dari buah, ia bukan inti, akan tetapi bagian awal untuk menuju ke hal inti.

            Fenomena yang banyak terjadi di masyarakat adalah, perhatian penuh terhadap bersuci secara lahir, bahkan dengan berhias fisik yang memakan waktu, tenaga dan biaya. Padahal dengan suci dari hadats, najis dan kotoran kemudian berpenampilan sederhana yang layak dan bersahaja sudah sangat cukup, tidak perlu lagi berhias sampai menghambur-hamburkan waktu, tenaga dan biaya, karena itu semua justeru akan membawa seseorang pada hal yang dilarang, yaitu isrof (berlebih-lebihan), dan ini merupakan akhlak tercela. Sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah Swt : “janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan”. (Qs. Al A’raf: 31). Wallahu A’lam Bishowab.

*Beliau adalah Pengasuh pondok Pesantren Putra Putri Assalafie Babakan Ciwaringin Cirebon

 (Sumber: Majalah Salafuna Edisi 43 Bulan Januari 2016)